Minggu, 04 Januari 2009

19 Keistimewaan Wanita Menurut Hadis

19 Keistimewaan Wanita Menurut Hadis


1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda , " Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.

3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah .Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam syurga.

5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.

6. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.

9. Daripada Aisyah r.a." Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga solat dan puasanya.

12. Aisyah r.a berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?" Jawab Rasulullah SAW "Suaminya." " Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW, "Ibunya."

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya,maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.

by : http://akhircatatanku.blog.friendster.com/

Keutamaan Al-Fatihah

Keutamaan Al-Fatihah

SEBERAPA besar perubahan Anda setelah membaca al-Fatihah? Sesungguhnya al-Fatihah yang dibaca, jika benar-benar diresapi akan memotivasi kita untuk senantiasa berusaha meningkatkan diri. Yang terjadi, sering kali al-Fatihah bagaikan angin lalu, tak berdampak apa-apa dalam hati. Kita diharuskan mengulang-ulang bacaan, bukan hanya sekadar mengucapkan, namun supaya terbenam di dalam hati. Karena itu, al-Fatihah dibaca dalam setiap rakaat salat. Nabi Muhammad diturunkan untuk memperbaiki akhlak manusia. Akhlak al-Fatihah yang menjadikan manusia senantiasa memperbaiki diri dari hari ke hari. Karena itu, jadikanlah al-Fatihah sebagai alat untuk mengevaluasi seberapa besar perubahan yang kita lakukan setelah membaca al-Fatihah. Ketika kita mengucapkan Alhamdulllahi Robbil ‘alamin, kita benar-benar menyadari bahwa seluruh puji-pujian, kemuliaan, keagungan, hanya milik Allah. Dengan kalimat ini kita disadarkan, bahwa kita tidak mencari pujian dan tidak mencari apa pun. Segala pujian hanyalah untuk Allah penguasa alam semesta yang luasnya tak terkira. Ucapan ini semestinya mampu membesarkan jiwa kita, lalu seberapa besar perubahan jiwa kita setelah membaca kalimat ini? Ketika kita membaca Arrahmanirrahim, hati kita dipenuhi dengan kasih sayang. Rahman rahim Allah turun di muka bumi karena itu kita harus menyadari bahwa seluruh rahman rahim di alam semesta ini dan juga yang ada dalam diri kita bersumber dari Allah. Setelah mengucapkan Arrahmanirrahim, seberapa besar kasih dan sayang yang kita sebarkan pada sekeliling kita? Ketika mengucapkan Maaliki yaumiddiin, kita membangun visi ke depan yaitu pada Sang Raja Hari Kemudian. Kita diminta menjadi seorang yang visioner, seberapa jauh visi kita ke depan? Cita-cita kita hanya Allah dan Nabi Muhammad, karena itu kita membaca Iyyaka na’budu waiyyak anasta’in, pada Allah kita berserah dan pada Allah kita minta pertolongan. Bertawakkal hanya pada Allah. Inilah janji pada Allah, akhlak yang menggantungkan diri pada Allah. Lalu, seberapa besar komitmen Anda pada Allah? Selanjutnya yang terpenting dan relatif sulit, yaitu akhlak untuk senantiasa mengamalkan iman menjadi ladang amal yang nyata. Karena itu jangan sampai mengucapkan Ihdinashirotol mustaqiim, tapi tidak dijalankan dan direalisasikan ke dalam setiap pekerjaan Anda. Masih banyak yang harus dikerjakan, seberapa banyak aplikasi kita dalam gerak nyata? Ucapan Shirathaladzina an’amta ‘alaihim senantiasa diulang-ulang agar kita tahu mana jalan terbaik yang sesuai dengan perjanjian kita dengan Allah. Yaitu, jalan penuh kreativitas, kebersamaan, tanggung jawab, jujur, dan lain lain. Inilah yang dimaksud makin dekat dengan sifat Allah. Seberapa banyak Anda mengambil sifat yang diajarkan Allah? Setelah itu baru Ghairil maghdubi ‘alaihim wa ladhdhaalin, buang lah kebiasaan buruk dalam diri kita, seperti malas, ngantuk, mengerjakan pekerjaan tidak selesai, dan tidak peduli. Kita usir syaitan dengan ucapkan ghairil maghdubi ‘alaihim, lalu seberapa banyak kita membuang sifat buruk? Al-Fatihah adalah cahaya yang memberi kekuatan pada kita semua. Hati yang mati bila dibacakan al-Fatihah berulang-ulang akan menghidupkan sifat rabbani yaitu manusia yang orientasinya mengacu pada Allah semata. Ini lah modal kita untuk membuat setiap hari menjadi lebih baik. Seberapa besar perubahan kita setelah mengucapkan al-Fatihah?

by : http://akhircatatanku.blog.friendster.com/

Renungan 6 Pertanyaan

Renungan 6 Pertanyaan

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.

Lalu Imam Al Ghozali bertanya….

Pertama,

"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”. Murid-muridnya menjawab \"orang tua,guru,kawan,dan sahabatnya".

Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran 185)

Kedua….

"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang".

Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawapan yang mereka berikan itu adalah BENAR. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Ketiga….

"Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "gunung, bumi dan matahari".

Semua jawapan itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “NAFSU" (Al A’Raf 179).

Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

keempat

"Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab "besi dan gajah".

Semua jawapan adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Kelima

"Apa yang paling ringan di dunia ini?"… Ada yang menjawab \"kapas, angin,debu dan daun-daunan". Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermesyuarat, kita meninggalkan sholat.

keenam

"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"… Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang". Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

by : http://akhircatatanku.blog.friendster.com/

Aisyah The Great Woman In Islam

Aisyah The Great Woman In Islam

Penulis : Sulaiman an-Nadawi

Penerbit : Qisthi Press
Harga : Rp. 68.000,-

SINOPSIS
Wanita yang satu ini memang luar biasa. Rasulullah saw. menjulukinya
"Humaira" (Si Jelita yang kemerah-merahan pipinya). Bahkan, ia tak
hanya cantik lahirnya, sopan tutur katanya, dan lembut perilakunya,
tetapi juga dikenal sebagai wanita yang smart (cerdas) dan pandai
sehingga menjadikannya termasuk al-mukatsirin (orang yang terbanyak
meriwayatkan hadis).

Disebutkan, muslimah yang wafat pada usia
63 tahun ini telah meriwayatkan sebanyak 2210 hadis: 297 di antaranya
tersebut dalam kitab shahihain dan yang mencapai derajat muttafaq
`alaih 174 hadis.

Tentang
keutamannya yang lain, Aisyah ra. pernah bilang seperti ini, "Saya
telah dianugerahi sembilan perkara yang tidak pernah diberikan kepada
siapa pun setelah Maryam binti Imran. Kesembilan perkara itu adalah:

1) Telah datang Jibril (dalam mimpi Rasulullah saw.) dengan gambarku dan menyuruh beliau untuk menikahiku.
2) Rasulullah saw. menikahiku dalam keadaan perawan dan tidak demikian halnya dengan istri Rasul yang lain.
3) Rasulullah saw. wafat di pangkuanku.
4) Sayalah yang menguburkan Rasulullah saw di rumahku.
5) Ketika wahyu turun kepada Rasulullah saw, saya pernah
turut serta menemaninya di biliknya.
6) Saya adalah putri khalifahnya dan teman kepercayaannya, yaitu Abu Bakar as-Shidiq.
7) Telah turun permaafan (udzur) buatku dari langit (dalam peristiwa haditsul ifki’).
8) Saya telah diciptakan dalam keadaan baik (suci) untuk mendampingi orang yang baik.
9) Saya telah dijanjikan pengampunan dan rezeki yang mulia. "

Itulah
beberapa hal yang menjadikannya diidolakan oleh banyak muslimah. Namun
sayang, selama ini masih belum ada buku yang merekam dan menyajikan
kisah perjalanan hidup Aisyah secara lengkap dan utuh.

Melihat
kenyataan itu, Sayyid Sulaiman an-Nadwi, seorang ulama besar di India,
tergerak untuk menulis buku biografi sosok Aisyah ra. yang mengulas
tuntas seluruh sisi kehidupan Aisyah r.a. secara utuh dan detail.

Dengan
gaya sastrawinya yang khas dan lugas, penulis yang memulai tulisannya
ini pada tahun 1908 ini menyuguhkan seluruh keistimewaan dan sifat
`Aisyah dalam berbagai bidang ilmu: fikih, hadis, tafsir, ilmu syariat,
sastra, syair, kisah-kisah, ilmu genetika, dan kedokteran

Lebih
menariknya lagi, selain memaparkan pelbagai realitas sejarah dan
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Aisyah, buku ini juga mengupas
tentang berbagai teladan yang dicontohkan Aisyah sebagai seorang istri
dan ibu dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah.

Pemaparan
sisi-sisi intelektualitas, romantisme dan heroisme Aisyah itulah yang
menjadikan karya ini patut menjadi kiblat penulisan biografi
tokoh-tokoh penting lainnya. Mengapa demikian?

Karena, buku ini merupakan hasil analisa ilmiah dan studi historis yang komprehensif.

By : http://akhircatatanku.blog.friendster.com/

Jumat, 02 Januari 2009

4 Cara Mengobati Kebosanan

4 Cara Mengobati Kebosanan

Melakukan sesuatu secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama sering kali menimbulkan kebosanan. Padahal rasa bosan bisa menyebabkan seseorang malas dan bahkan berhenti melakukan sesuatu. Ini jelas berbahaya apabila kebosanan menyerang sisi-sisi penting dalam kehidupan kita seperti pekerjaan dan hubungan. Jangan sampai gara-gara kebosanan, kita tidak bekerja. Atau juga gara-gara kebosanan, hubungan jadi merenggang.

Berikut ini saya berikan beberapa tips yang bisa mengobati kebosanan:

1. Lakukan berbeda
Melakukan sesuatu secara monoton, sering kali menyebabkan kebosanan. Untuk itu lakukan dengan cara-cara yang berbeda. Siapa tahu dengan cara yang berbeda, selain bisa mengatasi kebosanan, justru kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Berikan apresiasi
Saat kita melakukan sesuatu, cobalah untuk membuat celebrasi untuk apa yang kita lakukan. Celebrasi tersebut bisa berupa hal yang kita senangi sebagai hadiah dari apa yang sudah kita lakukan. Misalnya saat kita sudah bekerja selama seminggu penuh, kita berikan satu kali untuk makan diluar untuk menu yang kita sukai untuk memperingati seminggu kita sudah bekerja dengan baik sekali.

3. Ingat visi dan tujuan kita
Setiap yang kita kerjakan, yang mempunyai visi dan tujuan yang jelas, pasti bisa kita lakukan sebaik-baiknya. Hal itu karena visi dan tujuan memberikan semangat. Oleh sebab itu, jika kita mulai bosan, coba ingat visi dan tujuan kita yang bisa kita raih dari apa yang kita lakukan. Setelah itu pasti kita akan punya tambahan semangat untuk berjuang lagi.

4. Ingat pencapaian kita
Pencapaian-pencapaian tertentu dalam pekerjaan dan hubungan, kalau diingat kembali bisa memberikan semangat untuk melakukan sesuatu, plus membangkitkan keinginan untuk mendapatkan pencapaian-pencapaian lain.

Puasa Sunah dan Puasa yang Diharamkan

Puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Puasa enam hari pada bulan Syawwal.
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, seolah-olah ia berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim, al-Tirmidzi, Abu dawud, dll).

2. Puasa Nabi Daud.
Nabi saw. bersabda, “Shalat yang paling Allah sukai adalah Shalat Daud. Dan puasa yang paling Allah sukai adalah puasa Daud. Ia tidur setengah malam, bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Lalu, ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari.” (HR al-Bukhârî).

3. Puasa Hari Asyura dan Tasu’a (10 dan 9 Muharram).
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. ditanya, “Shalat apa yang paling baik sesudah salat wajib?” beliau menjawab, “Shalat di tengah malam.” Lalu beliau ditanya, “Puasa apa yang paling baik sesudah Ramadhan?” beliau menjawab, “Bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).
Abu Musa al-Asy’ari berkata, “Hari asyura sangat diagungkan oleh Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya.” Maka, Rasulullah saw. bersabda, “Berpuasalah kalian pada hari tersebut.” (Muttafaq alaih).
Dalam riwayat lain rasulullah saw. bersabda, “Jika aku masih hdiup hingga tahun depan, aku akan berpuasa hari kesembilannya (pula).” (HR Ahmad dan Muslim).

4. Puasa hari Arafah (9 Dzul hijjjah) bagi yang tidak menunaikan haji.
Nabi saw. bersabda, “Puasa hari Arafah bisa menghapus dosa selama dua tahun, tahun lalu dan tahun yang akan datang. Sementara, puasa hari Asyura menghapus doosa tahun yang lewat.” (HR al-Jamaah kecuali Bukhari dan al-Tirmidzi).

5. Puasa pada bulan Sya’ban
Usamah bin Zaid berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada satu bulan seperti pada bulan Sya’ban.” Beliau menjawab, “Ia adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia. yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan saat amal diangkat menuju Tuhan, karena itu, aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.” (HR Abu Daud dan al-Nasai).

6. Berpuasa pada bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).

7. Puasa tiga hari pada setiap bulan qamariyah (13,14,15).
Abu Dzarr al-Ghifari berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk berpuasa dalam sebulan tiga kali: yaitu tanggal 13, 14, 15. Menurut beliau, ia seperti puasa setahun.” (HR al-Nasai).

8.Puasa Senin Kamis
Nabi saw. biasa melakukan puasa pada hari senin dan kamis. Maka, beliau ditanya tentang hal itu. Beliau menjawab, “Amal hamba dihamparkan pada hari senin dan kamis. Aku ingin amalku dihamparkan sementara aku dalam kondisi puasa.” (HR Abu Daud).


Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karena kondisi pelakukanya.

1. Hari Raya Idul Fithri

Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.

2. Hari Raya Idul Adha

Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.

3. Hari Tasyrik

Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman nabi Ibrahim as.

4. Puasa sehari saja pada hari Jumat

Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa sunah nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Maka bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, boleh berpuasa.

5. Puasa sunnah pada paruh kedua bulan Sya`ban

Puasa ini mulai tanggal 15 Sya`ban hingga akhir bulan Sya`ban. Namun bila puasa bulan Sya`ban sebulan penuh, justru merupakan sunnah. Sedangkan puasa wajib seperti qadha` puasa Ramadhan wajib dilakukan bila memang hanya tersisa hari-hari itu saja.

6. Puasa pada hari Syak

Hari syah adalah tanggal 30 Sya`ban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum. Ketidak-jelasan ini disebut syak. Dan secara syar`i umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu.

7. Puasa Selamanya

Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.

8. Puasa wanita haidh atau nifas

Wanita yang sedang mengalami haidh atau nifas diharamkan mengerjakan puasa. Karena kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadats besar. Apabila tetap melakukan puasa, maka berdosa hukumnya. Bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum sepuasnya. Tetapi harus menjaga kehormatan bulan Ramadhan dan kewajiban menggantinya di hari lain.

9. Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya

Seorang istri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syar`i. Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membuthkannya. Misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri`tikaf.
Sabda Rasulullah SAW

Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedanga suaminya ada dihadapannya.

Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi istri, sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunnah.