Rabu, 11 Juni 2008

te9aR menghaDapi tantan9an

TETAP TEGAR MENGHADAPI TANTANGAN

Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang dan ada malam. Roda kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang turun. Ada suka ada duka. Ada senyum ada tangis. Kadang uang kita banyak kadang sepeserpun kita tidak punya.Kadangkala dipuji tapi pada suatu saat kita dicaci. Jangan harapkan ada keabadian perjalanan hidup.

Oleh sebab itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan hidup ,kita harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup. Ada tiga amalan antara lain : Istiqomah, Istikharah dan Istighfar

1.Istiqomah.

Pengertian Istiqomah itu adalah kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah.

Begitu pentingnya istiqomah ini sampai Nabi Muhammad SAW berpesan kepada seseorang seperti dalam Al-Hadits berikut :


Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu berkata: Aku telah berkata, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, ‘Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah’.” (HR. Muslim).

Orang yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup, ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas kenikmatan, ia tidak akan tergoda untuk melakukan kemaksiatan

“Orang seperti itulah yang dipuji Allah SWT dalam Al-Qur-an surat Fushshilat ayat 30 : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs. Fushshilat: 30)

Orang Istiqomah tidak akan merasa takut, hatinya pas dan matap, tidak merasa khawatir,tentram. Tidak akan sedih hatinya , akan selalu bahagia dan senantiasa gembira, hati dan pikirannya merdeka. Hanya Allah yang akan mem backup segalanya. Segala keperluannya, segala kebutuhannya

2.Istikharah.

Istikharah adalah selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan.

Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah.

Nabi SAW pernah bersabda:

”Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Orang bijak berkata “Think today and speak tomorrow” (berfikirlah hari ini dan bicaralah esok hari).


Kalau ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah, jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi ucapan itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita menjadi lemas untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar

Mengenai kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam untuk memberikan rambu-rambu kehidupan, beliau bersabda:

”Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatu saat pasti berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu ada balasannya
. (HR.Baihaqi dari Jabir).

Sabda Nabi SAW ini semakin penting untuk diresapi ketika akhir-akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan data yang benar dan bertindak sekehendakya tanpa mengindahkan etika agama .

Para pakar barangkali untuk saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak mendengar daripada berbicara yang kadang-kadang justru membingungkan masyarakat.

Kita memasyarakatkan istikharah dalam segala langkah kita, agar kita benar-benar bertindak secara benar dan tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.

Nabi Muhammad SAW bersabda:
Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat.” (HR. Thabrani dari Anas)

3. Istighfar

Istighfar, yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah.

Setiap orang pernah melakukan kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan sebagai sebuah bangsa. Setiap kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh karena ia harus diobati.

Tidak sedikit persoalan besar yang kita hadapi akhir-akhir ini yang diakibatkan kesalahan kita sendiri. Saatnya kita instropeksi masa lalu, memohon ampun kepada Allah, melakukan koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan penuh keridloan Allah

Dalam persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan karena kemalasan kita, maka yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh menjadi umat pemalas. Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan ekonomi tersebut, karena kita kurang bisa melakukan terobosan-terobosan yang produktif, maka kreatifitas dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan.


Akan tetapi adakalanya kehidupan sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami kesulitan. Kesulitan itu disebabkan karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk yang belum bertaubat darinya secara massal. Jika itu penyebabnya, maka obat satu-satunya adalah beristigfar dan bertobat

Allah berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada kaumnya: “Dan (Hud) berkata, hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa” (QS. Hud:52).

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda : "Setiap anak Adam gemar berbuat salah dan orang terbaik diantara yang bersalah adalah yang bertobat”


Begitu utamanya bertaubat, Rasulullah SAW orang yang telah maksum, dijamin bebas dari semua dosa dan sudah dipastikan oleh Allah masuk kedalam surga , setiap harinya tidak kurang beliau mengucapkan istigfar. Beliau bersabda : "Demi Allah, sesungguhnya aku selalu mohon ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari 70 kali “(HR.Bukhari)

Keutamaan Istigfar

Diantara keutamaan beristigfar menurut penulis , setidaknya ada tujuh antara lain :

  1. Diberi kelapangan dari setiap kesusahan
  2. Diberi jalan keluar dari setiap kesempitan
  3. Diberi rizki yang tidak terduga

Hal ini pernah dijanjikan oleh Rasulullah SAW : "Barangsiapa membanyakkan istigfar niscaya dijadikan Allah baginya kelapangan dari tiap-tiap kesusahan dan jalan keluar dari tia-tiap kesempitan dan dianugerahkan rezeki dari jalan yang tidak diduganya "

( HR. Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah dan Al Hakim).

  1. Keburukannya di rubah menjadi kebaikan


Bagi setiap istigfar, dosa kejahatan dihapus dan diganti dengan pahala kebaikan. Begitu juga taubat , Firman Allah dalam Surat Furqan ayat 70 dinyatakan : “..... Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal yang baik, maka Kejahatan mereka di ganti Allah dengan kebajikan . Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang”

5. Di jauhkan dari Azab Allah

Seorang ulama Salaf pernah berkata : "Setiap seorang hamba berbuat dosa, bumi tempat ia berdiri meminta keizinan Allah untuk membenamkannya dan langit yang di atas kepalanya nemohon izin juga kepada Allah untuk gugur menimpanya. Tetapi Allah berfirman pada bumi dan langit itu, 'Tahanlah bahaya untuk hamba-Ku dan beri dia waktu. Mungkin dia bertaubat pada-Ku, lalu Aku ampunkan dan mungkin saja dia menggantikan perbuatan buruknya dengan amalan yang baik, lalu Aku gantikan dosanya dengan pahala". Inilah yang dimaksud dengan firman-Nya : "Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi dari terjatuh dan kalau keduanya terjatuh tiada seorangpun yang akan bisa menahan selain DIa “ ( QS Tathir 41 )

6. Diampuni semua dosa-dosanya

Dalam satu hadis Qudsi Allah berfirman : "Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku, berharap dan meminta ampun, niscaya Aku mengampunimu dan tak Ku-pedulikan ( berapa besar dosamu ). Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu (menumpuk) hingga mencapai sejauh mata memandang langit, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau menjumpai-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan kamu ketika mati berada dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Ku, niscaya Aku menyambutmu dengan ampunan sepenuh bumi pula."

(HR.Turmuzi).

Siti Aisyah RA pernah bertanya kepada Nabi SAW : "Ya Rasulullah !. Apakah ada umatmu yang nanti dapat masuk surga tanpa hisab ?". Beliau menjawab : "Ada. Yaitu orang yang mengingat dosanya lalu dia menangis". Karena itu Umul Mukminin itu pernah berkata : "Beruntunglah orang yang mendapati istigfar yang banyak dalam catatan amalnya “

Seperti dikatakan oleh Siti Aisyah RA juga , berbahagialah orang yang dalam cacatan amalnya banyak beristigfar. Sebab Rasulullah SAW. bersabda : " Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang sama sekali tidak mempunyai dosa".

Orang bijak, juga berpesan : "Sesungguhnya ibadah dalam bentuk taubat adalah salah satu ibadah yang paling disenangi oleh Allah dan paling mulia disisi-Nya. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat". Abu Al Manhal menegaskan : "Tidak ada tetangga yang lebih disukai seorang hamba dalam kuburnya daripada istigfar yang banyak".

7. Di jauhkan dari Siksa Neraka Dan Dimasukkan Ke surga

Para malaikat Muqarrabin memintakan ampunan bagi orang-orang yang bertaubat, lalu mendoakan mereka agar dijauhkan dari siksa neraka dan dimasukan ke dalam surga yang penuh kenikmatan (QS. Ghafir (40) ayat 7-9).

Pernah beberapa orang lelaki menemui ulama besar kota Basrah, Al Hasan Al Basri. Mereka mengeluh, Orang yang pertama mengeluh, karena hidupnya miskin. Orang kedua mengeluh karena sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak. Orang Ketiga mengeluh karena tanah pertaniannya sudah tidak subur lagi. Dan orang yang terakhir mengeluh karena hujan sudah lama tidak turun. Solusi yang diberikan oleh tokoh sufi ini kepada masing-masing orang ialah : "Perbanyaklah istigfar kepada Allah". Diantara mereka ada yang memberanikan diri bertanya : "Wahai Ustadz, kenapa setiap kami bertanya selalu dijawab 'perbanyaklah istigfar kepada Allah". Dengan mantap beliau menjawab : "Tidakkah kalian membaca surah Nuh ayat 10 “Mohon ampunlah kepada Tuhanmu. Sungguh Ia Maha Pengampun. Akan diturunkan-Nya hujan dari langit berlimpahan. Akan diberi-Nya harta kekayaan dan putra-putra. Akan diberi-Nya kamu taman-taman. Dan disediakan-Nya bagimu sungai-sungai." Dalam kesempatan lain Ulama Besar ini banyak mengajak kaumnya : "Perbanyaklah istigfar di rumahmu, di tengah perjalanan, di pasar, ditempat kerja, di pertemuan-pertemuan dan dimana pun dirimu berada saat itu. Sebab engkau tidak akan tahu di tempat manakah turunnya magfirah Allah “

Kiat yang sama juga telah dilakukan oleh Umar bin Khattab RA. Tatkala dalam masa pemerintahannya terjadi paceklik akibat musim kemarau panjang, beliau mengajak rakyatnya berkumpul di lapangan terbuka untuk mengadakan salat istisqa, salat minta hujan. Yang menjadi Imam dan bertindak sebagai khotib ialah Umar sendiri. Khotbahnya cukup pendek. Isinya mengajak mereka untuk banyak beristigfar secara khusyuk dan tawadhu. Dengan ijin Allah, tidak lama kemudian hujanpun turun dengan derasnya”


Tiada kehidupan yang sepi dari tantangan dan godaan. Agar kita tetap tegar dan selamat dalam berbagai gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita harus memiliki dan melakukan TIGA IS di atas yaitu Istiqomah, Istikharah dan Istighfar

Tidak ada komentar: